HK Peduli Salurkan Bantuan Langsung Ke Desa-Desa Terdampak Di Aceh Dan Sumatra Utara

Kamis, 11 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Dharma Sakti
Tim HK Peduli menyerahkan bantuan langsung kepada Keuchik Desa Tijien Husein (Pidie Jaya) dan Desa Meunasah Pulo (Bireuen), serta mendistribusikan ratusan paket bantuan melalui jaringan pemerintah daerah ke titik-titik pengungsian di Aceh.

Bireuen - Melampaui pendirian posko evakuasi besar, program “HK Peduli” dari PT Hutama Karya (Persero) juga menjangkau wilayah-wilayah terdampak bencana hingga ke tingkat desa yang seringkali terisolasi. Pendekatan mikro ini dianggap penting untuk memastikan bantuan kemanusiaan benar-benar sampai ke tangan masyarakat yang paling membutuhkan, terutama di daerah-daerah yang akses jalannya sulit atau menjadi perhatian kedua setelah lokasi konsentrasi pengungsi yang besar. Pada Kamis, 4 Desember 2025, tim Hutama Karya melakukan penyerahan bantuan simbolis secara langsung di dua desa di Aceh, yaitu Desa Tijien Husein di Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, dan Desa Meunasah Pulo di Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen.

Penyerahan bantuan di tingkat desa ini dilakukan dengan melibatkan otoritas lokal tertinggi, yakni keuchik atau kepala desa. Di Desa Tijien Husein, bantuan diserahkan oleh Project Director Jalan Tol Ruas Sigli – Banda Aceh Hutama Karya, Slamet Sudradjat, dan diterima langsung oleh Keuchik Nasruddin HJZ. Proses serupa terjadi di Desa Meunasah Pulo, dimana bantuan diterima oleh Keuchik Hamdani. Melibatkan kepala desa bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan strategi untuk memastikan akuntabilitas penyaluran. Keuchik yang memahami betul kondisi warganya dapat mendistribusikan bantuan tersebut secara lebih adil dan tepat sasaran sesuai dengan tingkat keparahan dampak yang dialami setiap keluarga.

Bantuan yang disalurkan langsung ke desa-desa ini umumnya berfokus pada kebutuhan pokok untuk bertahan hidup di masa darurat. Paket bantuan biasanya berisi bahan makanan pokok seperti beras, mi instan, minyak goreng, gula, dan telur; kebutuhan sandang seperti pakaian layak pakai dan selimut; serta perlengkapan sanitasi dan kebersihan. Untuk keluarga dengan bayi, juga disertakan perlengkapan khusus seperti popok, susu formula, dan bedak. Bantuan seperti ini menjadi penyangga hidup yang kritis bagi warga yang mungkin kehilangan segala sumber penghidupannya akibat banjir atau longsor.

Selain penyaluran langsung ke desa tertentu, Hutama Karya juga menjalankan distribusi bantuan skala yang lebih luas melalui jaringan instansi pemerintah. Untuk memenuhi kebutuhan di berbagai titik pengungsian di seluruh Aceh, perusahaan mendistribusikan ratusan unit bahan pokok, kasur lipat, selimut, dan kebutuhan harian lainnya. Distribusi masif ini dilakukan melalui kerja sama dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS) I, sebuah unit kerja di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang memiliki jaringan dan logistik di wilayah tersebut.

Pendekatan ganda—langsung ke desa dan melalui jaringan pemerintah—memungkinkan Hutama Karya mencapai dua tujuan sekaligus. Pertama, memastikan bantuan menyentuh komunitas kecil yang spesifik dan mungkin terlewat dari pendataan umum. Kedua, memenuhi kebutuhan massal di banyak lokasi pengungsian secara lebih efisien dengan memanfaatkan infrastruktur logistik negara. Fleksibilitas ini menunjukkan kemampuan adaptasi program HK Peduli dalam merespons peta kebutuhan yang sangat kompleks dan dinamis pascabencana.

Dukungan Hutama Karya di tingkat desa tidak berhenti pada bantuan barang. Perusahaan juga menyiapkan respons teknis berdasarkan laporan dan koordinasi dari desa dan pemerintah daerah. Misalnya, jika sebuah desa melaporkan terputusnya akses jalan atau jembatan penghubung, tim HK Peduli bersama BPBD akan mengevaluasi kebutuhan untuk pengiriman jembatan bailey atau pengerahan alat berat. Dengan demikian, bantuan yang diberikan bersifat holistik, tidak hanya mengobati gejala (kekurangan pangan) tetapi juga mengatasi penyebab masalah (isolasi akibat putusnya infrastruktur).

Warga penerima bantuan, seperti Nur Aini (34) dari Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, menyatakan bahwa bantuan logistik tersebut sangat membantu keluarga mereka memenuhi kebutuhan harian di tengah ketidakpastian. Namun, harapan mereka yang lebih besar adalah perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan agar ekonomi desa dapat bergerak kembali. Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa bantuan darurat harus segera diikuti dengan pemulihan infrastruktur agar dampaknya berkelanjutan. Hutama Karya, dengan kapasitasnya, berusaha menjawab kedua harapan tersebut secara paralel.

Melalui penyaluran bantuan langsung ke desa, Hutama Karya tidak hanya mendemonstrasikan kepedulian sosial, tetapi juga membangun kepercayaan dan hubungan langsung dengan komunitas akar rumput. Hal ini sejalan dengan filosofi BUMN Hadir untuk Negeri, dimana kehadiran negara harus dirasakan hingga ke wilayah terkecil dan masyarakat paling terdampak. Langkah-langkah mikro seperti ini, ketika digabungkan dengan respons makro di tingkat provinsi, menciptakan jaring pengaman sosial yang lebih rapat dan responsif dalam menghadapi bencana.

(Dharma Sakti)

Baca Juga: Dari Sudetan Hingga Tanggul: Rekayasa Teknis PUPR Hadapi Ancaman Lahar Semeru
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.